PTK Kenaikan Pangkat - BAB IV Contoh PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD untuk Kenaikan Pangkat - Contoh Berikut ini adalah laporan PTK kenaikan pangkat guru SD BAB IV untuk mata pelajaran Penjaskes dengan materi atletik cabang lompat jauh gaya jongkok dengan media bantu kardus dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui Penggunaan Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PRATINDAKAN
Kegiatan pratindakan dilakukan sebelum pelaksanaan proses penelitian tindakan kelas berlangsung yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sebenarnya tentang kondisi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Hasil belajar yang diperoleh pada kegiatan pratindakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok masih sangat rendah.
Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat guru menyampaikan materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam materi lompat jauh gaya jongkok.
Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan kurang tertarik dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Siswa terlihat acuh dan bermain sendiri ketika pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang tetap asik berbicara dengan teman ketika guru menyampaikan materi. Sebagian siswa merasa takut dan canggung ketika guru memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PRATINDAKAN
Kegiatan pratindakan dilakukan sebelum pelaksanaan proses penelitian tindakan kelas berlangsung yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sebenarnya tentang kondisi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Hasil belajar yang diperoleh pada kegiatan pratindakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok masih sangat rendah.
Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat guru menyampaikan materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam materi lompat jauh gaya jongkok.
Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan kurang tertarik dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Siswa terlihat acuh dan bermain sendiri ketika pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang tetap asik berbicara dengan teman ketika guru menyampaikan materi. Sebagian siswa merasa takut dan canggung ketika guru memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Pratindakan
No
|
Kriteria
|
Jumlah Anak
|
Prosentase
|
1.
|
Tuntas
|
5
|
33,3%
|
2.
|
Belum tuntas
|
10
|
66,7%
|
JUMLAH
|
15
|
100%
|
Hasil penilaian pratindakan terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa masih rendah, hanya 5 siswa (33,3%) yang telah mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan benar.
Melalui deskripsi data awal, masing-masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang, maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan 2 siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus I menggunakan alat bantu pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu berupa bok kardus. Hasil penelitian siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus I
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus I menggunakan alat bantu pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu berupa bok kardus. Hasil penelitian siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus I
No
|
Kriteria
|
Jumlah Anak
|
Prosentase
|
1.
|
Tuntas
|
10
|
66,7%
|
2.
|
Belum tuntas
|
5
|
33,3%
|
JUMLAH
|
15
|
100%
|
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus siswa kelas V SD Negeri .... adalah sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai KKM.
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung, yaitu peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus pada siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa, yaitu sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai KKM. Dalam melaksanakan tindakan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu bahwa siswa tidak merasa takut karena pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus dapat dilakukan dengan mudah.
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan, yaitu masih banyak siswa yang belum dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus dengan benar, masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga pembelajaran terganggu.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri sehingga pembelajaran kurang berhasil.
Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya dengan menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan, alat bantu tersebut adalah gawang aman.
2. Siklus II
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I yang dirancang untuk memperbaiki hasil belajar dan kondisi pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu berupa gawang aman.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Deskripsi data yang diambil setelah tindakan siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa, yaitu sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai KKM. Dalam melaksanakan tindakan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu bahwa siswa tidak merasa takut karena pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus dapat dilakukan dengan mudah.
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan, yaitu masih banyak siswa yang belum dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus dengan benar, masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga pembelajaran terganggu.
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa, namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri sehingga pembelajaran kurang berhasil.
Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya dengan menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan, alat bantu tersebut adalah gawang aman.
2. Siklus II
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I yang dirancang untuk memperbaiki hasil belajar dan kondisi pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu berupa gawang aman.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Deskripsi data yang diambil setelah tindakan siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus II
No
|
Kriteria
|
Jumlah Anak
|
Prosentase
|
1.
|
Tuntas
|
15
|
100%
|
2.
|
Belum tuntas
|
0
|
0%
|
JUMLAH
|
15
|
100%
|
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu gawang aman siswa kelas V SD Negeri .... adalah seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai KKM, sehingga pembelajaran siklus II ini dinyatakan telah berhasil.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu gawang aman berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlihat bersemangat. Proses pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan gerakan lompat jauh pada bak lompat diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri ..... Penggunaan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada siklus II.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Alat bantu gawang aman yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan, yaitu seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah mencapai kategori sangat baik.
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dari pratindakan, siklus I, dan siklus II melalui penggunaan alat bantu gawang aman diketahui dari masing-masing tindakan telah mengalami peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.
Selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias, sehingga pembelajaran berlangsung kondusif, sehingga hasil belajar sesuai dengan yang telah ditargetkan. Perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri ..... Penggunaan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada siklus II.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Alat bantu gawang aman yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan, yaitu seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah mencapai kategori sangat baik.
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dari pratindakan, siklus I, dan siklus II melalui penggunaan alat bantu gawang aman diketahui dari masing-masing tindakan telah mengalami peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.
Selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias, sehingga pembelajaran berlangsung kondusif, sehingga hasil belajar sesuai dengan yang telah ditargetkan. Perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No
|
Kriteria
|
Pratindakan
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1.
|
Tuntas
|
33,3%
|
66,7%
|
100%
|
2.
|
Belum tuntas
|
66,7%
|
33,3%
|
0%
|
JUMLAH
|
100%
|
100%
|
100%
|
Data pada tabel 4.3. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar tiap siklusnya. Pada kegiatan pratindakan Persentase ketuntasan siswa baru mencapai 33,3% saja, setelah dilakukan kegiatan siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 66,7%, kemudian pada kegiatan pembelajaran siklus II, seluruh siswa (100%) telah tuntas belajar, ini menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu gawang aman pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat membantu meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa sehingga hasil belajar meningkat dan mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan.
Di samping hasil belajar, fokus dan keaktifan siswa juga meningkat, siswa terfokus pada pembelajaran, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran, mereka terlihat antusias mengikuti pembelajaran.
D. Pembahasan
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada materi lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman telah dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa sehingga tujuan perbaikan tercapai dengan optimal.
Penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman terbukti sangat membantu peningkatan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan kelebihan penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman banyak memberikan keuntungan di antaranya siswa yang takut melakukan lompatan menjadi tidak takut. Siswa belajar dengan penuh percaya diri, semangat, disiplin, jujur, dan penuh tanggung jawab.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel-tabel yang telah disajikan, yaitu pada pratindakan, siswa yang telah mencapai nilai KKM 5 anak (33,3%) dan sisanya 10 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah mencapai nilai KKM 10 anak (66,7%) dan sisanya 5 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan terlihat hasil belajar siswa mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 5 siswa menjadi 10 siswa dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 10 siswa menjadi 15 siswa.
D. Pembahasan
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada materi lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman telah dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa sehingga tujuan perbaikan tercapai dengan optimal.
Penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman terbukti sangat membantu peningkatan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan kelebihan penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman banyak memberikan keuntungan di antaranya siswa yang takut melakukan lompatan menjadi tidak takut. Siswa belajar dengan penuh percaya diri, semangat, disiplin, jujur, dan penuh tanggung jawab.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel-tabel yang telah disajikan, yaitu pada pratindakan, siswa yang telah mencapai nilai KKM 5 anak (33,3%) dan sisanya 10 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah mencapai nilai KKM 10 anak (66,7%) dan sisanya 5 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan terlihat hasil belajar siswa mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 5 siswa menjadi 10 siswa dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 10 siswa menjadi 15 siswa.
Baca selanjutnya BAB V pada:
Demikian BAB IV Contoh PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD untuk Kenaikan Pangkat, semoga bermanfaat dan bisa membantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi yang berminat Contoh PTK Kenaikan Pangkat lengkap dengan lampirannya, silahkan SMS ke 081328239660