Lanjutan Bab IV Siklus 3 PTK IPA SD Metode Demonstrasi

 on Rabu, 18 Maret 2015  

PTK Kenaikan Pangkat - Lanjutan Bab IV Siklus 3 PTK IPA SD Metode Demonstrasi - Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Perpindahan Energi Panas melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri ............

3.    Siklus III
Setelah memperhatikan data hasil tindakan pada siklus kedua, penyempurnaan tindakan terus diupayakan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus yang ketiga ternyata memperoleh hasil yang sangat memuaskan.
a.    Perencanaan
        Data yang diperoleh pada tahapan ini berupa RPPP siklus III dengan perubahan perbaikan, instrumen pengumpul data dan data pendukung pembelajaran.
b.    Pelaksanaan
        Data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan tindakan berupa rekapitulasi nilai tes formatif pembelajaran.
Tabel 4.9 Rekapitulasi nilai tes formatif siklus III

No
Nama
Studi Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Nilai
MK
BMK
Ket.
1

65
70
75
80
T
2

50
55
65
75
T
3

60
60
70
75
T
4

65
70
75
80
T
5

55
60
70
80
T
6

40
50
65
75
T
7

60
65
75
85
T
8

50
55
65
85
T
9

70
75
75
85
T
10

75
75
80
85
T
11

55
55
70
80
T
12

65
80
85
95
T
13

55
60
70
85
T
14

70
80
80
80

T
15

60
60
75
85
T
16

70
75
85
90
T
17

50
50
60
75
T
18

60
70
85
85

T
19

65
65
75
85
T
20

60
65
70
80
T
21

70
70
75
80
T
22

45
50
55
60
BT
23

60
65
75
85
T
24

80
85
90
100
T
Jumlah
1450
1565
1765
1970
23
1
23
Rata-rata
60,42
65,21
73,54
82,03





Keterangan:
MK    : Mengalami Kenaikan
BMK    : Belum Mengalami Kenaikan
        Dari tabel di atas dapat diketahui :
1)    Peningkatan nilai rata-rata kelas, dari 65,21 pada siklus I menjadi 73,54 pada siklus II, dan 82,03 pada siklus III.
2)    23 siswa meningkat nilai prestasinya.
3)    23 siswa telah tuntas dalam belajar.

c.    Pengamatan
        Pada tahapan ini, diperoleh data dari 24 siswa sebagai berikut:
    Tabel 4.10 Rekapitulasi kesungguhan belajar siswa siklus III

No
Pembelajar
An
Jumlah siswa yang menampakkan kesungguhan pembelajaran
Persentase
1
Studi Awal
13
54,16%
2
Siklus I
17
70,83%
3
Siklus II
22
91,66%
4
Siklus III
24
100%


Dari tabel di atas dapat diketahui peningkatan kesungguhan belajar sebesar 8,34% dari siklus II, kenaikan sebesar 29,17% dari Siklus I, dan sebesar 45,84% dari studi awal.

Tabel 4.11 Rekapitulasi kerja sama siswa dalam belajar siklus III

No
Pembelajaran
Jumlah siswa yang menampakan kerja sama yang baik
Persentase
1
Studi Awal
14
58,33%
2
Siklus I
16
66,66%
3
Siklus II
20
83,33%
4
Siklus III
24
100%

Dari tabel di atas dapat diketahui peningkatan kerja sama sebesar 16,67% dari siklus II, kenaikan sebesar 33,34% dari siklus I, dan sebesar 41,67% dari studi awal.

Tabel 4.12 Rekapitulasi keaktifan siswa dalam belajar pada siklus III

No
Pembelajaran
Jumlah siswa yang menampakkan keaktifan dalam pembelajaran
Persentase
1
Studi Awal
11
45,83%
2
Siklus I
15
62,50%
3
Siklus II
20
83,33%
4
Siklus III
23
95,83%

            Dari tabel di atas dapat diketahui peningkatan keaktifan belajar sebesar 12,50% dari siklus II, sebesar 33,33% dari siklus I, dan sebesar 50% dari studi awal.
d.    Refleksi
1)    Pembelajaran berlangsung sangat interaktif dan menyenangkan sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan selama proses kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung.
2)    Jumlah anggota kelompok yang diperkecil, ternyata dapat meningkatkan kerja sama dan keaktifan siswa dalam mencari informasi dan rasa ingin tahu
3)    Tingkat keaktifan dan kesungguhan belajar dari siklus ke siklus terus mengalami peningkatan.

Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, diketahui tingkat pemahaman siswa menunjukkan angka kenaikan di berbagai sektor. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam perbaikan pembelajaran telah berhasil.

Tabel 4.13 Rekapitulasi ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus kegiatan perbaikan pembelajaran.

No
pembelajaran
Hasil Belajar
Nilai Rata-rata Kelas
Tuntas
Persentase
Belum Tuntas
Persentase
1
Studi Awal

9
37,50%
15
62,50%
2
Siklus I

14
58,33%
10
41,60%
3
Siklus II

22
91,66%
2
8,33%
4
Siklus III

24
100%
-
0%

Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan ketuntasan belajar pada tiap siklusnya. Sebelum pelaksanaan perbaikan (studi awal) siswa yang tuntas baru mencapai 37,50%. Dari studi awal ke siklus pertama mencapai 20,83%. Dari siklus pertama ke siklus kedua menjadi 33,33%. Serta dari siklus II ke siklus tiga sebesar 8,34%.  Hal ini menunjukkan bahwa metode simulasi dapat mencapai sasaran dan harapan.
        Di bawah ini peneliti menampilkan data siswa yang tuntas dan belum tuntas dalam bentuk diagram batang.



Gambar 4.1 Diagram batang perbandingan angka ketuntasan, siswa yang belum tuntas dan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus kegiatan perbaikan pembelajaran.
        Selain data kuantitatif dan hasil tes formatif pada siklus I dan II juga terjadi adanya peningkatan kesungguhan dan minat belajar siswa dari siklus ke siklus. Peningkatan kesungguhan belajar siswa pada tiap siklus kegiatan perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel     4.14 Rekapitulasi hasil observasi belajar siswa.

No
Kegiatan Pembelajaran
Kesungguhan
Kerja sama
Keaktifan
1
2
3
4
Studi Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
13 (54,16 %)
17 (70,83 %)
22 (91,66 %)
24 (100 %)
14 (58,33 %)
16 (66,66 %)
20 (83,33 %)
24 (100 %)
11 (45,83 %)
15 (67,50 %)
20 (83,33 %)
23 (95,83 %)

        Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan kesungguhan belajar siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus pertama anak yang menunjukkan kesungguhan dalam belajar baru sebesar 70,83%. Pada siklus kedua hampir seluruh siswa  menunjukkan kesungguhan dalam belajar yaitu sebesar 91,66%. Sedangkan pada siklus ketiga semua siswa telah menunjukkan kesungguhan dalam belajar.
        Angka kerja sama siswa juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 66,66% pada siklus I, sebesar 83,33% pada siklus II dan semua siswa mengalami kenaikan pada siklus III.
         Jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan dalam belajar sebesar 67,50% pada siklus I, sebesar 83,33% pada siklus II dan 95,83% pada siklus III.
        Untuk lebih jelasnya peningkatan kesungguhan belajar siswa dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini.


Gambar 4.2 Diagram batang peningkatan kesungguhan belajar siswa.

Berdasarkan hasil tes formatif dan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran siswa dari studi awal hingga perbaikan pembelajaran, pada siklus kedua terjadi peningkatan penguasaan materi oleh siswa dan peningkatan kesungguhan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa yang tuntas dalam belajar semakin meningkat. Kenaikan jumlah siswa tuntas belajar untuk tiap siklusnya adalah sebagai berikut:
1.    Pada studi awal jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 9 siswa dari 24 siswa (37,50%) dengan nilai rata-rata kelas 60,42.
2.    Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dari 24 siswa (48,33%) dengan nilai rata-rata kelas 65,21.
3.    Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 siswa dari 24 siswa (91,66%) dengan nilai rata-rata kelas 73,54.
4.    Pada siklus ketiga jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa dari 24 siswa (100%) dengan nilai rata-rata 82,03.
Selain peningkatan dalam ketuntasan belajar, kesungguhan siswa dalam  pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan siswa yang menunjukkan kesungguhan belajar untuk tiap siklusnya adalah sebagai berikut.
1.    Pada studi awal siswa yang menunjukkan kesungguhan belajar sebanyak 13 siswa dari 24 siswa (54,16%).
2.    Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama siswa yang menunjukkan kesungguhan belajar sebanyak 17 siswa dari 24 siswa (70,83%).
3.    Pada perbaikan pembelajaran siklus kedua siswa yang menunjukkan kesungguhan belajar sebanyak 22 siswa dari 24 siswa (91,66%).
4.    Pada perbaikan pembelajaran siklus ketiga siswa yang menunjukkan kesungguhan belajar sebanyak 24 siswa dari 24 siswa (100%)
Selain peningkatan dalam kesungguhan belajar, kerja sama siswa dalam  pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan siswa yang menunjukkan kerja sama dalam  belajar untuk tiap siklusnya adalah sebagai berikut.
Pada studi awal siswa yang menunjukkan kerja sama dalam  belajar sebanyak 14 siswa dari 24 siswa (58,88%)
1.    Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama siswa yang menunjukkan kerja sama yang baik dalam belajar sebanyak 16 siswa dari 24 siswa (66,66%).
2.    Pada perbaikan pembelajaran siklus kedua siswa yang menunjukkan kerja sama yang baik belajar sebanyak 20 siswa dari 24 siswa (83,33%).
3.    Pada perbaikan pembelajaran siklus ketiga siswa yang menunjukkan kerja sama yang baik dalam belajar sebanyak 24 siswa dari 24 siswa (100%)
Selain peningkatan dalam kesungguhan belajar dan kerja sama, keaktifan siswa dalam mencari informasi juga mengalami kenaikan dalam tiap siklusnya. siswa dalam  pembelajaran juga mengalami peningkatan.
1.    Pada studi awal siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 11 siswa dari 24 siswa (45,83%).
2.    Pada perbaikan pembelajaran siklus pertama siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 15 siswa dari 24 siswa (67,50%).
3.    Pada perbaikan pembelajaran siklus kedua siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 20 siswa dari 24 siswa (83,33%).
4.    Pada perbaikan pembelajaran siklus ketiga siswa yang menunjukkan  keaktifan dalam mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu sebanyak 23 siswa dari 24 siswa (95,83%).
Dari hasil temuan di atas terjadi peningkatan prestasi dan motivasi serta kesungguhan belajar siswa. Hal ini terjadi karena adanya perubahan dalam sistem pembelajaran. Dengan pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan kesungguhan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Khususnya pada materi perpindahan energi panas.

C.    Pembahasan Hasil Penelitian
1.    Siklus I

Alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya pemahaman siswa  terhadap konsep perpindahan energi panas dan rendahnya kesungguhan belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran perpindahan energi panas di kelas IV SD Negeri ............ ............, ternyata memberikan kenaikan hasil belajar dan kesungguhan belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan studi sebelumnya.

Berkat intervensi ini ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar 20,83%. Kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 4,79,  kenaikan kesungguhan belajar siswa sebesar 16,67%, kenaikan tingkat kerja sama siswa sebesar 8,33%, serta kenaikan keaktifan siswa dalam mencari informasi sebesar 21,67%. hal ini seperti yang dikatakan Krapp, Hidi dan Reemninger (dalam Hera Linggar Mikarsa, dkk., 2007:3.5) Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menyebabkan dipilihnya suatu objek yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan akan mendatangkan kesungguhan dan kepuasan bagi dirinya. Lebih lanjut Hera Lestari Mikarsa (2007:3.7) mengatakan “Seorang anak tidak lahir dengan minat tertentu. Minat berkembang melalui minat belajar. Seorang guru harus dapat menumbuhkan minat anak agar perkembangan minatnya sejalan dengan meluasnya cakrawala mental anak.”

Di samping itu, demonstrasi dalam pembelajaran telah mampu mempermudah siswa dalam belajar. Hal ini sependapat dengan Semiawan (1984:25) dalam  memilih bentuk pengajaran hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut (1) Adanya kesesuaian antara topik sajian dan metode yang digunakan (2) Metode yang digunakan dapat membangkitkan minat ekspresi yang kreatif dan dinamis terhadap mental anak (3) Metode yang digunakan dapat membangkitkan jiwa inovatif sehingga dapat mandiri (4) Metode yang digunakan dapat menimbulkan interaksi yang optimal antara guru dan siswa, siswa dengan siswa sehingga ada keterlibatan mental dan pengajaran yang dilakukan tidak verbalistik.

2.    Siklus II

Setelah dilakukan intervensi terhadap kelemahan hasil refleksi pada siklus I, melalui pengaturan mengubah posisi tempat duduk membentuk tapel kuda, ketuntasan belajar siswa semakin terlihat. Kenaikan ketuntasan belajar sebesar 33,33%, kenaikan nilai rata-rata kelas sebesar 8,33, kenaikan kesungguhan belajar siswa sebesar 20,83%, kenaikan tingkat kerja sama sebesar 16,67%, dan kenaikan keaktifan siswa dalam mencari informasi sebesar 15,83%.

Faktor lain yang turut memberi kontribusi terhadap peningkatan hasil adalah dengan diberikannya kesempatan kepada siswa untuk langsung mendemonstrasikannya dalam kelompok. Hal ini memberi pengalaman nyata yang menurut Encyclopedia of educational Research (dalam Oemar Hamalik, 2004:16), dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

3.    Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, peneliti menggunakan variabel lain untuk meningkatkan kesungguhan belajar siswa yang nantinya diharapkan memberi kontribusi terhadap peningkatan pemahaman, yaitu dengan memperkecil jumlah anggota untuk setiap anggota kelompok kerja siswa, ternyata upaya tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan.

Peningkatan pemahaman siswa (ketuntasan belajar) naik sebesar 8,34%, kenaikan kesungguhan siswa sebesar 8,34%, kenaikan tingkat kerja sama sebesar 16,67%, kenaikan keaktifan siswa dalam mencari informasi sebesar 12,50%, dan kenaikan nilai rata-rata sebesar 8,49. Ternyata dengan memperkecil jumlah anggota kelompok, dinamika kerja kelompok dalam demonstrasi berjalan dengan baik, dan semua siswa memperoleh pengalaman nyata dari pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi. Seperti yang dikatakan Edgar Dale bahwa pengalaman belajar yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman belajar melalui pengalaman belajar langsung dan melakukan sendiri.

Selanjutnya BAB 5: Contoh PTK SD IPA Metode Demonstrasi Bab V untuk Kenaikan Pangkat
 
Lanjutan Bab IV Siklus 3 PTK IPA SD Metode Demonstrasi 4.5 5 Unknown Rabu, 18 Maret 2015 PTK Kenaikan Pangkat - Lanjutan Bab IV Siklus 3 PTK IPA SD Metode Demonstrasi - Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Perpindahan Energi Pa...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi yang berminat Contoh PTK Kenaikan Pangkat lengkap dengan lampirannya, silahkan SMS ke 081328239660