Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II

 on Rabu, 25 Maret 2015  

PTK Kenaikan Pangkat - Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II - Di bawah ini adalah contoh BAB II laporan PTK kenaikan pangkat guru SD untuk mata pelajaran Penjaskes dengan materi atletik cabang lompat jauh gaya jongkok dengan media bantu kardus dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui Penggunaan Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Kajian Pustaka
1.    Lompat Jauh
a.    Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam olahraga atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat jangkit (lompat tiga), lompat tinggi, dan lompat gala. Pada lompat jauh unsur-unsur yang dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang (gaya), dan mendarat. Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan aktivitas tungkai. Kekuatan tungkai sangat menentukan  hasil lompatan dari lompat jauh. Semakin kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan lompatannya, dengan Asumsi kekuatan otot dan koordinasi gerakan yang baik.

Menurut Bollesteros (1979) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Ade Mardiana, Purwadi, Wira Indra Satya, 2010: halaman 2.58-2.59) mengemukakan bahwa “Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan gaya vertical yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.”

b.    Teknik Lompat Jauh
1)    Awalan

Awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan berlari setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan maksimal dengan menggunakan jarak 30 sampai 40 meter. Latihan kecepatan dapat dilakukan dengan cara berulang-ulang. Kekuatan tungkai sangat menentukan kekuatan langkah dan jarak lompatan.

Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan harus selalu sama atau rata-rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah sebelum balok tumpuan, seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Dengan catatan tidak mengurangi kecepatan dan panjang langkah.

2)    Tumpuan

Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Ketepatan tumpuan pada balok atau papan tumpu serta besarnya tenaga tolakan yang dihasilkan oleh kaki sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan. Oleh karena itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat dilakukan dengan jumlah 5, 7, dan 9 langkah. Tumpuan kaki dapat dilakukan dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung dari kaki mana yang lebih dominan. Pada waktu menumpu, badan harus condong ke depan, titik berat badan terletak agak di muka. Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu, kemudian segera diikuti dengan gerakan kaki ayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan kira-kira antara 40 sampai 45 derajat.

3)    Melayang

Sikap badan di udara merupakan gaya pada nomor lompat jauh. Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat melayang di udara, bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan, harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan rileks (tidak kaku), kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang), inilah yang biasanya disebut gaya lompatan pada lompat jauh. Pada waktu di udara dengan sikap jongkok, saat kaki tolak menolak pada balok tumpu, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, kemudian diikuti kaki tolak, menyusul kaki ayun. Saat melayang, kedua kaki sedikit ditekuk, sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok.

4)    Mendarat

Sikap badan pada waktu mendarat, pelompat harus menjulurkan kedua tangan sejauh-jauhnya ke depan. Dengan tidak kehilangan keseimbangan badanya, supaya tidak jatuh ke belakang. Untuk mencegahnya, berat badan harus dibawa ke depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat, dibantu dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan, lutut dibengkokkan, sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan atas, kaki mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu mengenai tanah.

c.    Lompat Jauh Gaya Jongkok

Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil ancang-ancang dengan jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat mungkin, menjelang tiga per empat langkah sebelum balok tumpuan harus konsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan pada balok tumpuan.

Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak di depan dan badan condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu dan tubuh akan melayang di udara, pada saat itu kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam posisi sikap jongkok, kemudian julurkan kaki ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan dijulurkan ke depan untuk keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih dahulu yang mengenai tanah dan kedua kaki rapat, lutut ditekuk.

2.    Pembelajaran
a.    Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

b.    Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang Bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik.

c.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:
1)    Berpusat pada siswa
2)    Belajar dengan melakukan
3)    Mengembangkan kemampuan sosial
4)    Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah
5)    Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6)    Mengembangkan kreatifitas siswa
7)    Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8)    Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9)    Belajar sepanjang hayat.

3.    Alat Bantu Pembelajaran
a.    Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam proses pembelajaran.

Alat peraga dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu obyek sehingga mempermudah suatu persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci sebagai berikut:
1)    Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2)    Mencapai sasaran yang lebih banyak
3)    Membantu mengatasi hambatan bahasa
4)    Merangsang sasaran pendidikan melaksanakan pesan-pesan kesehatan
5)    Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
6)    Merangsang sasaran pendidikan untuk Meneruskan pesan-pesan yan
7)    diterima kepada orang lain
8)    Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan
9)    Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

b.    Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik

Alat bantu pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas. Alat bantu pembelajaran yang efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar. Alat bantu yang komunikatif adalah bahwa alat bantu tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.

4.    Pengertian Belajar

Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan. Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.

Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.

5.    Hasil Belajar
a.    Pengertian Hasil Belajar

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.

1)    Faktor dari Dalam Diri Siswa

Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa dan 30%  dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan kondisi fisik dan psikis.

2)    Faktor dari Luar Siswa

Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B.    Kerangka Berpikir

Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SD Negeri .... menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang lompat jauh gaya jongkok masih rendah, untuk itu harus diadakan perbaikan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi dan metode pembelajaran.

Masalah yang kadang timbul materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat oleh pikiran siswa, khususnya dalam pembelajaran praktek lompat jauh gaya jongkok. Walaupun guru sudah memberikan contoh demonstrasi gerakan, siswa kurang mampu menganalisis gerakan. Sehingga materi yang diajarkan kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.

Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukan adanya partisipasi siswa secara penuh. Karena guru bukan satu-satunya sumber belajar, maka siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran penjaskes adalah kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah satunya adalah menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran sebagai salah satu komponen pelengkap juga dapat meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran yang ingin dicapai maka guru diharapkan mempunyai kemampuan dalam memilih dan menggunakan alat bantu pembelajaran.

Pengaruh alat bantu pembelajaran terhadap anak-anak sangat penting karena dengan menggunakan alat bantu dapat memberikan berbagai macam pengalaman bagi seorang anak. Dengan menggunakan alat bantu dalam pembelajaran secara terus menerus secara maksimal maka anak akan dapat mengolah dan menerima secara optimal, sehingga terjadi perubahan sikap. Dengan menggunakan modifikasi alat bantu bok kardus, gawang aman dalam suatu proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok akan dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena alat bantu bok kardus, gawang aman mampu merancang siswa aktif melakukan gerakan dan tingkat keseriusan siswa akan lebih tinggi, karena siswa merasa senang, lebih berfariasi, dan tidak menimbulkan rasa jenuh.

Pemanfaatan alat bantu sederhana bok kardus, gawang aman sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa. Diharapkan melalui alat bantu sederhana tersebut, guru dapat memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang detail tentang tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok. Kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II

Jangan lupa baca selanjutnya BAB III pada

Demikian Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II untuk persyaratan pengajuan kenaikan pangkat, semoga bermanfaat.
Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II 4.5 5 Unknown Rabu, 25 Maret 2015 PTK Kenaikan Pangkat - Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II - Di bawah ini adalah contoh BAB II laporan PTK kenaikan pan...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi yang berminat Contoh PTK Kenaikan Pangkat lengkap dengan lampirannya, silahkan SMS ke 081328239660